News Update :

Cerita Aneh

Tips &Cara

Teknologi

Berita

Cerita Dewasa Fantasi Liar Mbak Marrisa

Sabtu, 21 September 2013 10.35


Cerita Dewasa  Fantasi Liar Mbak Marrisaini adalah cerita yang bakalan bikin anda sange berat karena ceritanya muantab dah. Langsung sedot aja all.

Mendung tipis berarak di langit. Aku menatap lapisan awan hitam itu sejenak. Sebentar lagi
pasti hujan. Dan seperti biasa, sementara aroma angin menjelang hujan menerpa leher, setiap kali
hendak hujan aku selalu teringat masa paling mengasyikkan dalam hidupku. Masa di mana sesosok
perempuan secantik dewi tiba- tiba hadir memberikan kehangatan dan kenikmatan luar biasa ketika aku
masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
Cuaca agak mendung ketika sebuah truk boks berhenti di depan rumah kosong persis di sebelah
kanan rumahku. Seorang laki-laki turun, diikuti seorang perempuan yang menurutku teramat cantik.
Kecantikan itu bisa kulihat dari warna kulitnya yang amat benderang dalam balutan blus tipis yang
kancing atasnya dibiarkan terbuka, Manakala turun dari kendaraan, ia sedikit menunduk dan bisa
kunikmati sejenak belahan dadanya yang bersih dan penuh.
Sebagai lelaki remaja kelas 2 SMA, perempuan yang kuperkirakan berusia di atas 25 tahun ini
merupakan sosok terindah yang pernah kulihat. Aku berseru senang dalam hati manakala kutahu ia
adalah tetangga baruku. Satu-dua hari pertama tak terlihat perempuan itu di luar rumah. Ia pasti sibuk
mengatur rumah. Sesekali sang lelaki, suaminya, berada di luar rumah untuk melepas penat. Lelaki itu
melambai padaku ketika aku memperhatikannya. Seorang lelaki gagah dan ganteng, dengan usia
beberapa tahun di atas perempuan itu.
"Rumah Pak RT di mana?" tanya lelaki itu menghampiriku.. "Di sini," aku menunjukkan rumahku,
"Ayah saya Pak RT"
Malam itu pasangan baru itu berkunjung ke ayahku. Aku yang membukakan pintu. Kini bisa
kulihat jelas raut perempuan itu. Demikian cantik. Rambutnya lurus panjang. Hidung mancung.
Bibirnya merekah, pipinya merona dan pandangan matanya benar-benar membuat dadaku berdebardebar.
"Perkenalkan, nama saya Fredi dan ini istri saya, Marissa. Kami pindah kemari tiga hari lalu.
Kami mau melapor pindah," kata lelaki itu sopan. Ia memberikan foto kopi KTP dan kartu keluarga
kepada ayahku. Kulirik sejenak tanggal lahir Mbak Marissa.
Benar, ia berusia 26 tahun. Entah kenapa, semenjak hari itu, wajah Mbak Marissa, begitu aku
memanggilnya, terus bergelayut di mataku. Aku tahu banyak cewek cantik di sekolah naksir aku, tapi
aku tak pernah tertarik. Bila bertatap mata dengan Mbak Marissa, dadaku berdebar-debar. Sering diamdiam
aku menatapnya dari kejauhan manakala ia bekerja di taman kecil kebun di depan rumahnya. Ia
juga kadang menatapku sekilas, dan melempar senyum kecil, yang menurutku teramat hangat itu. Dan
akan makin panas dingin aku dibuatnya kalau ia bekerja sore-sore di depan rumah itu denga tank-top
dan celana pendek yang menampakkan dua paha mulusnya yang jenjang.
Dua minggu setelah kepindahan mereka, Mbak Marissa mengantar Fredi suaminya naik taksi di
depan rumah. Sebelum masuk taksi, Mas Fredi menghampiri ayahku yang sedang membaca surat kabar
di beranda
"Saya titip rumah, Pak RT. Saya harus bertugas ke Papua selama 6 bulan," kata Fredi. Ayahku
mengangguk. Fredi kemudian memeluk dan mencium pipi Mbak Marissa mesra. Mbak Marissa
membalasanya. Ah, aku merasa Mbak Marissa seperti sengaja ingin membuatku cemburu.
Suatu sore, aku tengah membantu ibuku mengangkat jemuran di bagian belakang rumah ketika
pintu di tembok belakang rumah diketuk-ketuk. Aku ingat itu pintu yang menghubungkan rumahku
dengan rumah sebelah. Aku membuka selot dan membuka pintu. Mbak Marissa berdiri di situ, dengan
tank-top dan celana pendek favoritnya, yang sekarang jadi favoritku juga.
"Hei, ada pintu tembus, rupanya!" celetuknya riang. Suaranya empuk dan meneduhkan.
"Ya, rumah ini dulu rumah Pakde saya. Karena kami keluarga, maka dibuatlah pintu penghubung ini,"
aku bicara gugup.
"Namamu siapa, sih?" Tanya Mbak Marissa.
"Mirza!"
"Ah, huruf depannya sama-sama M dengan saya. Eh, ngomong-ngomong, Mbak baru bikin brownies
buat mama kamu, nih!" Mbak Marisa mengangsurkan sepiring brownies. Aku mengucapkan
terimakasih. Mbak Marisa mengerling dengan senyum semanis brownies itu, dan menghilang di balik
pintu.
Seminggu kemudian, sore itu mendung mulai menyergap, dan pada malam harinya hujan benarbenar
turun menghujam ke bumi. Entah kenapa aku jadi ketakutan. Itu mungkin karena ayah dan ibuku
tidak ada di rumah. Tadi padi mereka terbang ke Banjarmasin untuk menengok kakakku yang
melahirkan. Mereka akan berada di Banjarmasin sampai minggu depan. Aku menatap jam dinding.
Pukul 9 lebih sedikit. Dan tiba-tiba rumah jadi gelap gulita. Kebiasaan jelek. Kalau hujan, pasti lampu
mati. Aku meraba-raba sekeliling dan mencari lilin. Aku menemukan sebungkus lilin, dan
menyalakannya dengan korek api yang tergeletak di sebelahnya. Cahaya mulai menggerayangi
ruangan. Tiba-tiba dari arah pintu bagian belakang hadir satu sosok.
Aku terkejut. Mbak Marisa berdiri di sana. Ia pasti masuk lewat pintu terobosan di belakang yang tidak
terkunci..
"Punya lilin?" tanyanya. Kali ini, ia dalam balutan tank-top lain yang sangat seksi- dan setelah
kuperhatikan lama--, tanpa beha, dengan rok longgar yang menurutku teramat pendek. Ia bicara dekat
sekali di depanku. Dadanya bergoyang-goyang ketika ia mengisyaratkan kedinginan. Aku memberikan
lilin itu dan memberanikan diri menatapnya agak lama sambil sesekali memperhatikan dadanya.
"Kamu nggak takut sendirian? Kan hujan dan gelap?" tanya Mbak Marisa.
"Nggak. Mbak sendiri?" tanyaku, sedikit gugup.
"Nggak. Sudah biasa! Eh, ayah dan ibumu lama ya perginya?" Tanya Mbak Marisa.
"Sampai minggu depan!" jawabku.
"Kesepian, dong?" celetuk Mbak Marissa.
"Iya, gitu deh!" kataku, masih sedikit gugup. "Mbak gimana?"
"Biasa aja. Sudah biasa ditinggal pergi Mas Fredi," ia menatapku tajam, mengerling sekilas dan
berbalik meninggalkanku.
"Sudah, ya, aku balik dulu" ia pamit. Sejenak matanya menatapku. Kulihat dalam remang ia menggigit
ujung bibirnya. Aroma farfumnya tertinggal di ruanganku.
"Ya, mbak, selamat malam!" kataku. Jauh dalam hati aku sih pingin bilang, "Please dong temenin saya
sebentar! Pingin sekali rasanya menatap Mbak Marissa berlama- lama, sambil membayangkan
bagaimana rasanya mencium bibirnya yang seksi. "Ah, itu cuma angan gila yang tak masuk akal!"
pikirku.
Aku menyalakan satu lilin lagi dan menutup korden rumah serta mengunci pintu. Di luar sepi
dan dingin sekali. Hujan masih turun. Aku yakin tak ada orang yang berkeliaran di luar rumah malam
ini. Sekarang, hal yang paling asyik adalah adalah masuk kamar tidur dan membayangkan Mbak
Marissa berada di sisiku.
Aku duduk di kursi dan menuang air minum. Tiba-tiba aku mendengar suara dari belakang
rumah. Pintu terobosan itu terbuka lagi. Mbak Marissa datang lagi lagi.
"Sori, Mir. Lilinku habis. Dan aku jadi ketakutan mendengarkan suara hujan dalam gelap," kata Mbak
Marissa. Ia berdiri sangat dekat di hadapanku. Bias kucium harum tubuhnya. "Saya bisa kasih mbak
lilin lagi kalau mau," jawabku, aku bersiap bangkit dari kursiku.
"Nggak usah," Mbak Marisa menahanku. Mendidik dadaku merasakan tangannya mendarat di
pundakku. Aku hanya bisa mematung duduk persis di hadapannya. Darah seperti terpompa ke ubunubunku..
"Aku mau di sini saja, kalau boleh. Boleh, kan?" Mbak Marissa menunduk, mencoba
mensejajarkan wajahnya denga wajahku. Ini membuatku dengam mudah melihat kepundan di dantara
dua gunung indah di dadanya. Dan kali ini aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini, karena aku berpikir
Mbak Marissa sengaja membiarkan aku melihatnya. Aku menatap dada itu tanpa ragu dengan nikmat.
"Eit, kau melihat dadaku terus!" Mbak Marissa refleks menutup dadanya. Aku terperangah malu
tertangkap basah seperti itu. "Sori, Mbak!" "Kau bilang sori, tapi terus menatap dadaku. Kalau melihat
terus seperti itu, ntar kepingin lho?" seloroh Mbak Marissa dengan suara lembut menggoda. Dan entah
kenapa aku merasa tak terlalu kuat menahan gejolak mudaku. Meluncur saja kalimat itu dari mulutku.
"Kalau saya kepingin, bagaimana?" tanyaku. Kutatap matanya penuh-penuh. Ia mendekat dan
melepaskan tangannya dari dadanya.
Ia mendekatkan wajahnya ke arahku.. "Mirza, aku tahu aku lebih tua darimu. Tapi aku tahu kau
menyukaiku. Itu dari caramu menatapku dan menelusuri tubuhku dengan tatapanmu. Tanyakan sekali
lagi pertanyaanmu, dan kau akan tahu apakah aku menyukaimu juga," kata Mbak Marissa. Aku
mengulang pertanyaanku,
"Kalau saya kepingin, bagaimana?" Mbak Marissa tersenyum "Kalau kau kepingin," ia membuka tali di
kanan-kiri dan melorotkannya perlahan, membiarkan dua buah dadanya menyembul menantang, "kau
boleh menyentuhnya,"
Berdebar jantungku. Tubuhku seperti mendidih. Mbak Marissa benar-benar seksi dengan dada
terbuka dan bibir mereka dalam remang di tengah hujan malam ini. "Sentuh puting ini dengan lidahmu,
Mirza. Aku menginginkannya, lebih dari yang kau impikan". Tiba-tiba saja Mbak Marissa menarik
kepalaku dan membenamkan dadanya ke wajahku. Dibantunya mulutku menemukan puting merah
muda itu. Putting dan bundaran empuk di dada Mbak Marissa seperti memberi jalan dan megajariku
untuk mengulum-ngulum dan memutar-mutarnya agar pemiliknya mendapatkan nikmat yang istimewa.
Mbak Marissa mendesah makin keras dalam tingkahan suara hujan. Aku makin membara dan
membara. Kujelajahi dengan mulutku semua permukaan dadanya. Mbak Marissa sesekali mengangkat
kepalaku dan mengulum mulutku dengan beringas berkali-kali.
"Kamarmu! Bawa aku ke kamarmu segera!" desah Mbak Marissa. Aku tak segera bergerak. Ia
menghelaku ke kamarku dan menjerembabkan aku ke tempat tidur. Ia melepas tank-top dan melepas
kaosku. Ia pun tak segan-segan melepas celanaku dan tanpa ragu-ragu menjilati, mengulum dan
menghisap penisku. Sungguh malam yang luar biasa. Aku seperti tenggelam dalam segala macam rasa :
coklat, vanilla, strawberry, almond. Mbak Marissa benar-benar menikmatinya. Kubiarkan pula ia
menjadi guru yang baik dan memberikan pengalaman itu.
Ia melepas sendiri celananya dan membantu membimbing masuk penisku yang keras ke dalam
vaginaya yang basah. Sesekali ia menghentikan ujung penisku di bagian bawah vagina dan dengan
asyik mengusap- usapkannya ke pinggiran vagina itu. Benar-benar aku melayang-layang penisku
mendapatkan rekreasi yang nikmat dan indah itu. Dan dengan gelora yang memuncak dalam limpahan
keringatku dan keringat Mbak Marissa, ia membiarkan penisku meluncur ke vaginanya berulang-ulang.
Ini membuatnya menggelinjang- gelinjang, mengerang, mendesah dan merasakan nikmat luar biasa
dalam tindihanku.
Dan kesempatan itu tak kusia-siakan. Aku balik menyerangnya, menggumulinya dan
memberikan semua yang ia ingin dan ia mau. Kubiarkan ia terus mengerang dan mengaduh, mendesah.
Mbak Marissa kembali ke rumahnya lewat pintu belakang jam 5 pagi. Dan tak perlu menunggu sore, ia
kembali siangnya, sekitar pukul 10 dan menyerangku lagi di minggu pagi itu. Ia memberiku
kenikmatan seminggu penuh. Kadang sampai 2 kali sehari, kadang pula sampai harus membuatku
membolos sekolah.
Affairku dengan Mbak Marissa berlangsung terus sampai menjelang kedatangan suaminya.
Kami bisa bergumul di mana saja: di kamar hotel, di hutan pinus yang sepi, di pantai yang sunyi, di
sebuah dagau kosong di gunung Bromo dan di mana saja.
Aku tak bertemu lagi dengan Mbak Marissa ketika suaminya datang dan mengajaknya serta pindah ke
Jakarta. Namu, meski Mbak Marissa tak ada lagi, bila hari menjelang hujan, penisku selalu berdiri, dan
bisa kubayangkan aroma tubuh dan gelinjang gelora mbak yang cantik dan seksi itu.

Cerita Dewasa Kesucianku Dinodai Oleh Teman Kakakku

10.02


Cerita Dewasa Kesucianku Dinodai Oleh Teman Kakakku - Namaku Nita, dan kali ini saya akan memberikan cerita saat aku dewasa. Sekarang saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota D. Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan juga kakakku di sebuah perumahan yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni kamar kostan milik dari tetanggaku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Jakarta. Sebagai gambaran kostanku terdiri dari 3 lantai lantai pertama dihuni pemilik kosanku yang sekaligus rumah utama pemilik kostan, sedang lantai kedua dihuni oleh anak kost baik itu cowok ato cewek secara kostanku adalah kostan campur, sedang untuk lantai ketiga tempat pemilik kost menaruh alat2 fitnes sebagai salah satu fasilitas yang diberikan kepada anak2 kost dan ada 3 kamar kost yang salah satunya aku tinggali.

Hari pertama aku menghuni aku lapor dengan Pemilik kostan dimana aku tinggal, beliau kebetulan tinggal di lantai 1 sedangkan aku di lantai 3. Setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan keponakan laki-lakinya adalah teman kakakku sekolah dulu yang juga tinggal disitu. Dia tinggal disebelahku namanya Mas Reno. DIa orangnya sangat ramah dan terlihat sangat Dewasa. Hari kedua aku mencoba untuk menegur dan menyapa Mas Reno,  yang usianya sekitar 25 – 27 tahunan. Orangnya ramah dan baik sekali. Yang aku heran sampai umur segitu dia belum punya pacar, mungkin punya masalah dengan karir yang bagus sehingga dia harus konsen dengan karirnya.

Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terduga . Sekedar gambaran, Aku mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar,  yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang rajin saya ikuti secara berkala). Dengan wajah yang cantik dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Saya menjadi impian banyak cowok terutama teman sekolah dan juga teman kakakku.

Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kuliah, setelah mencuci muka dan berwudlu untuk melakukan sholat ashar, saya mendengar ada ketukan pintu di kamarku , kemudian saya intip dari jendela kamarku ternyata Mas Reno yang datang sambil membawa gelas berisi kopi nescafe. “eh ya ada apa Mas” kataku sambil membuka pintu. “Ngga Nit, punya air panas ga? ” . “Ada mas, kebetulan dispensernya masih penuh galonnya” jawabku.
silahkan ambil mas..! kataku sambil mempersilahkan masuk dan saya menunjukkan tempat dispenser tersebut. makasih Nita jawab mas Reno dengan senyum manisnya.   sambil mengisi gelasnya dengan air panas, mas Reno mengajakku ber Cerita menanyakan kabar kakakku dan juga orang tuaku.

Tanpa disadari air panas yang dia ambil telah penuh dan tumpah hingga mengenai tangannya. dan spontan mas Reno kaget menjerit dan mengibaskan tangannya sehingga gelas yang dia pegang terlempar mengenai tannganku dan juga mukena yang saat itu  sudah saya pakai bagian atasnya. kontan aku menjerit kesakitan karena air panas tadi dan juga kopinya menyiram sebagian tangan dan bajuku.

Aduh, maa.... Nita.. Mas Reno langsung mencoba menolongku dan memegang dan membersihkan kopi yang masih menempel di tanganku.. Otomatis saat itu aku cuma bisa meringgis menahan sakit dan bajuku yang berlumuran kopi. Setelah tanganku dibersihkan.. aku pamit ke kamar mandi lagi untuk mengganti bajuku dan juga untuk wudlu lagi karena sudah tidak suci lagi dan juga bajuku udah ternoda. Terlihat tanganku melepuh dan membekas hitam. Terlihat Mas Reno sangat merasa bersalah akibat kejadian ini..

Maaf banget ya Nit.. mas ga sengaja.. ucap mas Reno.. Udah gapapa mas.. sekarang Nita udah wudlu lagi dan sudah suci lagi meski ada noda hitam akibat tersiram air panas di tangan Nita. Nita sholat dulu mas.. jawabku sambil menahan sakit.. Iya Nit, Mas balik dulu ya... tar habis sholat mas antar ke dokter ya biar lukanya diobati.. kata mas Reno dengan raut wajah yang menyesal.. Setelah itu akupun sholat sambil tanganku masih gemetaran..

7 Langkah Mendapatkan Ukuran Bra Yang Tepat

09.53

7 Langkah Mendapatkan Ukuran Bra Yang Tepat - Berapa besar cup payudara ideal? Setidaknya cup B dianggap sebagai cup yang ideal di Indonesia.

Memilih bra yang baik dan tepat memang tidak terlalu mudah. Banyak juga wanita yang sengaja menggunakan ukuran bra yang terlalu kecil hanya untuk menciptakan tampilan dada yang penuh dan memiliki belahan yang seksi. Hal ini sebenarnya tidak baik untuk kesehatan. Apakah Anda sudah menggunakan bra yang tepat sesuai ukuran Anda?

Menurut ahli bra, Susan Nethero, 85% wanita menggunakan ukuran dan bentuk bra yang tidak sesuai. Agar nyaman ketika dipakai dan demi kesehatan, gunakanlah ukuran bra yang tepat. Berikut ini tips memelih bra, seperti dirangkum All Womens Talk.

1. Fitting
Sebelum membeli bra, pastikan Anda mencobanya terlebih dahulu. Seringkali, wanita salah menggunakan ukuran bra, karena ukurannya telah berubah akibat menggemuk atau penurunan berat badan. Rasakan bra yang Anda coba, apakah sudah nyaman digunakan atau belum. Bra yang ideal tidak akan mengkerut ataupun memiliki celah jika dikenakan. 

2. Pelajari Istilahnya
Bra memiliki tipenya tersendiri sesuai dengan pakaian yang dikenakan ataupun occasion yang dihadiri. Dengan mengetahui tipe dan bentuk-bentuk bra seperti balconette (semi cup bra) yang digunakan saat mengenakan dress dengan berpotongan dada rendah. Ataupun convertible bra (bra dengan cup penuh), yang membuat si pemakai nyaman karena lebih mudah bergerak. 

3. Sesuai dengan Bentuk Tubuh
Jika sudah mengetahui dasar dalam pemilihan bra yang tepat, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan bra dengan bentuk tubuh Anda. Hindari memakai bra yang lebih kecil daripada ukuran tubuh Anda seperti yang sering dilakukan wanita untuk menciptakan efek belahan dada ataupun payudara yang penuh dan berisi. Hal itu karena akan membuatnya sakit pada otot. Sedangkan bagi pengguna bra yang terlalu besar, payudara akan nampak turun. 

5. Berbagai Tipe Bra untuk Kesempatan yang Berbeda 
Wanita memerlukan bra yang berbeda untuk setiap kesempatan yang mereka hadiri. Idealnya wanita butuh empat hingga lima jenis bra yang bisa digunakan untuk kesempatan yang berbeda. Berinvestasilah untuk membeli bra dengan jenis yang berbeda, karena bra yang berbeda memberikan hasil tampilan yang berbeda juga.

6. Membutuhkan Waktu Ekstra
Menemukan bra yang ideal ataupun cocok dengan bentuk tubuh dan size yang Anda kenakan, membutuhkan waktu yang tidak instan. Setiap brand memiliki ukuran yang berbeda-beda dan tidak sama persis satu dengan yang lainnya. Biasakan untuk mencoba bra sebelum membelinya, hingga mendapatkan ukuran dari brand tertentu yang paling sesuai dengan bentuk tubuh Anda.

7. Mengganti Bra 6 Bulan Sekali
Kebanyakan wanita mengganti bra mereka ketika bentuk bra tersebut sudah layak pakai lagi. Sebenarnya, setiap bra harus diganti enam bulan hingga setahun sekali, itu pun jika dirawat dengan baik.

6 Cara Membuat Payudara Kecil Terlihat Besar

09.48

6 Cara Membuat Payudara Kecil Terlihat Besar -  Berapa besar cup payudara ideal? Setidaknya cup B dianggap sebagai cup yang ideal di Indonesia.

Tetapi, bagaimana dengan mereka yang punya payudara cup A? Ada cara untuk membantu payudara kecil terlihat lebih besar, seperti dilansir oleh wikihow:

1. Biasakan tegak

Postur tegak akan membuat payudara terlihat lebih besar. Anda harus membiasakan duduk, berdiri, dan berjalan dengan tegak. Posisi bahu tidak diangkat atau tidak turun, dada membusung ke depan, dan pantat sedikit ditarik ke belakang. Cara ini kabarnya juga membuat tubuh menjadi lebih langsing.

2. Fokuskan di pinggang

Membentuk pinggang adalah kunci membuat payudara Anda terlihat lebih besar. Untuk itu, lakukan latihan yoga dan pilates yang akan membantu membakar kalori terutama di bagian pinggang dan pinggul.

3. Latihan otot bagian atas

Dengan meningkatkan kekuatan otot di bagian atas, maka cenderung dada akan lebih naik dan kencang. Anda bisa memetik manfaatnya lewat latihan push up 15 repetisi dalam 3 set setiap hari.

4. Pilih dan memakai bra yang benar

Yang membuat payudara turun dan kecil adalah salah bra. Untuk itu, ukur kembali lingkar dada Anda. Saat membeli bra, usahakan untuk mencobanya terlebih dahulu. Apabila bra dapat menyangga dengan baik dan tidak membuat payudara Anda lolos, maka bra tersebut cocok.

Pastikan juga memilih yang bahannya nyaman dan menyerap keringat.

5. Bra khusus

Cara instant yang membuat payudara terlihat lebih besar adalah dengan memilih bra khusus.

a. Push up bra

Push up bra didesain untuk mengangkat payudara dan menyatukannya sehingga belahan dada terlihat lebih seksi. Umumnya sponge bra terbuat dari bahan khusus yang dapat mengangkat dengan nyaman dan aman, sehingga tidak meninggalkan rasa sakit.

b. Padded bra

Jika push up bra menunjang payudara dari bawah, padded bra menunjang payudara dari seluruh bagian. Ketebalan spongenya biasanya membuat payudara terlihat seolah besar saat mengenakan baju. Tetapi, biasanya wanita tak lagi merasa nyaman dengan bra macam ini, kecuali ia sedang akan mengenakan gaun pesta tertutup dan memberikan penampilan tubuh lebih indah.

c. Gel bra

Gel bra biasanya terbuat dari udara atau air yang disimpan di dalam silikon gel. Menunjang payudara dengan baik dan seperti alami.

Sayangnya, gel bra ini harganya cenderung lebih mahal dari kedua bra di atas. Apalagi perawatannya juga agak rumit, karena tak bisa disimpan di tempat yang lembab.

6. Pakai baju dengan aksesoris dada

Hindari memilih baju berbentuk V, dan pilih saja baju dengan aneka ruffle atau renda di bagian dada. Atau apabila busana Anda polos, maka pakai kalung multi yang membuat bagian atas tampak penuh.

Hal ini akan mempengaruhi visualisasi terhadap dada Anda sehingga berkesan lebih besar.

Pun demikian, Anda harus menyadari bahwa kesehatan jauh lebih penting ketimbang penampilan. Sehingga, prioritaskan terlebih dahulu kesehatan payudara Anda.

Tahukah Anda

Kesehatan

Selebritis

 
© Copyright cuplikan peristiwa 2010 -2011 | Design by genji try | | Powered by Blogger.com.